Prodi BIIP Gelar Tourism And Culinary Expo (TACE)

Program Studi D-IV Bahasa Inggris untuk Industri Pariwisata (BIIP) menyelenggarakan kegiatan “Tourism And Culinary Expo (TACE) POLINEMA, Wisata Belanja Sambil Praktik Bahasa Inggris” di Graha Teater pada Selasa (13/6/2023).

Expo ini adalah project gabungan dari tiga mata kuliah praktik yaitu Tourism Marketing Presentation, Hotel Industry, dan Innovation and Entrepreneurship in Language and Tourism Industry dengan tiga dosen pembina yaitu Novitasari, S.Pd., M.Pd., Tri Astuti Handayani, S.S., M.Hum., Noverita Wahyuningsih, S.Pd., M.Pd.

TACE dibuka oleh Koordinator Program Studi D-IV BIIP, Achmad Suyono, S.Pd., M.Sc. dan diikuti oleh 25 booth mahasiswa BIIP semester 4 dan semester 6 serta 4 booth dari eksternal POLINEMA.

Noverita Wahyuningsih, S.Pd., M.Pd., salah satu dosen pembina, mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wadah bagi para mahasiswa dari D-IV BIIP untuk mempromosikan potensi destinasi wisata, akomodasi, serta kuliner khas dari kabupaten dan kota di Indonesia sehingga mampu menjadi mahasiswa yang kreatif dan inovatif, serta memberikan pengalaman dan keterampilan berwirausaha bagi mahasiswa.

Booth peserta mewakili 25 kabupaten dan kota di Indonesia dan sebagian besar berasal dari kabupaten dan kota di Jawa Timur seperti Pacitan, Ponorogo, Madiun, Tulungagung, Kediri, Batu dan Malang. Setiap booth mempromosikan potensi daerah dalam bentuk presentasi brosur dan video,” jelasnya.

Selain destinasi wisata dan akomodasi, setiap booth juga menjual makanan dan jajanan tradisional khas daerah seperti angkingan Jogja, Nase’ Sodu Situbondo, pisang pepe, pempek Palembang, sale pisang Pacitan dan minuman khas yang menyegarkan seperti dawet Jabung, es setrop, es pisang ijo dan es kacang merah.

“Cara penyajian makanannya pun juga disajikan dengan unik. Salah satu contohnya adalah pecel madiun yang dalam penyajian menggunakan godong jati (daun jati) sehingga membuat cita rasanya lebih autentik dan menghadirkan kesan jadul,” paparnya.

Liviana, salah satu pengunjung TACE, mengatakan bahwa dia sangat penasaran untuk mengunjungi TACE karena sebelumnya mendapatkan info dari media sosial jika TACE mempunyai keunikan konsep acara yaitu gabungan antara tourism dan culinary.

“Setiap booth menjual makanan dan minuman yang berbeda, enak dan murah, sehingga pengunjung bisa memilih makanan yang sesuai keinginannya. Saya membeli es kacang merah dari Palembang, sangat enak seger, topping banyak dan murah,” katanya

Berbeda dengan cerita dari Muhammad Resa, salah satu pengunjung dari D-III Teknik Mesin Polinema. Dia mengunjungi expo karena ingin mencoba mencicipi bagaimana makanan nasi pecel khas Madiun yang pecelnya sendiri banyak jenisnya antara lain pecel Kediri, dan pecel Blitar.

TACE POLINEMA ini memberikan manfaat bagi mahasiswa dalam mengasah soft skill dan speaking skills.  Mahasiswa dapat mempraktikkan teori yang sudah diperoleh di kelas melalui promosi potensi wisata daerah menggunakan bahasa Inggris. Selain itu, TACE ini juga bisa menjadi sarana penyalur ide kreatif mahasiswa dalam rangka menumbuhkan semangat kewirausahaan serta mempersiapkan mahasiswa sebagi front liner di bidang pariwisata.

“Harapannya, expo ini ke depannya dapat dilangsungkan setiap tahun dengan tetap melibatkan mahasiswa sebagai MICE organizer (Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition), dengan tema yang tak kalah menarik dari tahun ini,” kata Novitasari, S.Pd., M.Pd.

Tri Astuti Handayani, S.S., M.Hum. mengatakan melalui expo ini mahasiwa dapat memiliki semangat dan jiwa kewirausahaan yang lebih kuat, dan dosen memiliki kesempatan untuk mengenalkan dan mengamati praktik penyelenggaraan wisata belanja yang direncanakan, dikelola, serta dijalankan oleh mahasiswa dengan bimbingan para dosen.

“Mahasiswa diharapkan lebih memahami budaya Indonesia yang beragam dan mengangkatnya ke skala internasional, terutama karena acara ini juga dihadiri mahasiswa internasional, serta mahasiswa dari prodi selain Bahasa Inggris yang ingin praktik bercakap  dalam Bahasa English sebagai Bahasa internasional. Dengan pemahaman yang baik mengenai budaya tersebut, diharapkan mahasiswa bisa lebih siap untuk menjadi pemandu wisata,” tutupnya.